Hati-Hati, Puding Ini Menggunakan Darah Hewan
Black Pudding adalah sarapan tradisional di Inggris dan negara-negara Skandinavia. Panganan ini menggunakan bahan dasar sosis. Hanya, bahan baku sosis tersebut dibuat dari darah yang dimasak atau darah kering yang ditambah dengan bahan pengisi (filler).
Produk ini juga dikenal sebagai sosis darah (blood sausages). Istilah blood sausages pertama dikenal pada tahun 1868, konon dikaitkan dengan istilah Jerman, blutwurzt.
Dikutip dari halalguide, darah yang biasa digunakan berasal dari babi dan sapi. Darah kambing dan domba, juga dimanfaatkan secara terbatas, tetapi darah dari unggas, kuda, dan hewan lain jarang digunakan. Ada beberapa bahan pengisi yang biasa digunakan diantaranya daging, lemak, gajih, remah roti, ubi jalar, barley, dan oatmeal.
Penggunaan darah sebagai bahan makanan, ternyata bukan monopoli, orang Eropa, Amerika, Australia, atau Selandia Baru saja. Indonesia di tempat tertentu pun biasa menggunakan darah.
Contoh yang paling aktual adalah marus, yakni darah yang dibekukan dalam wadah. Kemudian darah beku tersebut dipotong-potong sehingga sekilas seperti potongan hati ayam atau hati sapi. Atau yang paling terkenal adalah pembuatan lawar. Lawar adalah produk tradisional Bali yang terdiri dari sayur-sayuran dan bumbu lain, yang biasanya ditambahkan dengan darah segar.
Syukurnya, untuk black pudding, sudah banyak bahan pengganti yang tidak menggunakan zat-zat hewan. Pada 2007, black pudding berbahan dasar sayuran mulai dikembangkan. Para chef mengganti lemak dan darah dengan buah bit.
Ane jg gak habis pikir tuh makanan ekstrim yg dari Vietnam, puding darah tp beda sama puding darah di Inggris
ReplyDeletehiiii. puding darah dong berarti. hoeeeek
ReplyDelete