Wali murid para pelajar Muslim di Sargé-lès-Le Mans, sebuah kota di Prancis, kesal. Penyebabnya, pemerintah kota setempat tak memberi alternatif bahan makanan bagi para pelajar yang menginginkan makanan halal.
Dikutip dari Europe1 Radio, seorang ibu bersama Yasmine mengaku kesulitan untuk menjelaskan hal tersebut kepada buah hatinya. "Memberi tahu kepada anak kecil kalau dia akan makan lebih sedikit hari ini karena ada babi di menu sangat sulit untuk dilakukan. Anda akan merasa itu merupakan diskriminasi,"ujarnya. "Anda akan mendengar komentar seperti, jika kamu tak suka, bawa anakmu pulang. Itu menyakitkan,"tambah Yasmine.
Para pelajar Muslim pun mengeluhkan kebijakan tersebut. " Daging adalah makanan yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja dan berpikir. Aku butuh daging karena itu penting,"ujar seorang pelajar bernama Tarik kepada Europe1 Radio.
Wali kota Sargé-lès-Le Man, Marcel Martreau mengatakan, tak akan menyediakan makanan alternatif untuk para pelajar Muslim. Sikapnya tersebut diambil demi kesetiaan terhadap sekulerisme.
Masalah makanan pengganti di Prancis untuk pelajar Muslim dan Yahudi hanya bagian kecil dari kontroversi penerapan sekulerisme di Prancis. Sebelumnya, pemimpin sayap kanan Marine Le Pen mengatakan, sekolah di perkotaan yang dikelola wali kota Front Nasional tak akan menyajikan menu alternatif bagi makanan mengandung babi.
"Kami tak menerima persyaratan apapun untuk menu makan siang di sekolah,"ujar Le Pen kepada RTL Radio. "Tidak ada alasan bagi agama untuk memasuki ruang publik,"tambahnya.
0 comments:
Post a Comment